Monthly Archives: Juni 2014

SIKSAAN NERAKA  


 

Image

Tentang siksaan orang-orang kafir dan zalim di dalam Jahanam, Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang beriman, peliharalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah (tubuh) manusia dan bebatuan; penjaganya para malaikat yang kasar, keras, (dan) tidak ( pernah) membantah kepada Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang di perintahkan“ (QS at-Tahrim [66]: 6).

 

Ada pun kedudukan orang-orang munafik akan berada di kerak/ dasar neraka yang paling bawah.“Sesungguhnya orang-orang munafik itu berada pada tingkatan yang paling bawah dari neraka dan kamu sekali-kali tidak mendapat se orang penolong pun bagi mereka” (QS an-Nisa[4]: 145).

 

Di akhirat para penghuni neraka akan menjalani hukuman berupa siksa yang sangat pedih. Siksaan yang mereka derita dalam neraka itu bermacam-macam sekali, sebagaimana yang difirmankan Allah seperti berikut:

  • “Dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka.” (At-Taubah [9]:35)
  • “Ketika belenggu dan rantai dipasang di leher mereka, supaya mereka diseret, kedalam air yang sangat panas, kemudian mereka dibakar dalam api.”(Al-Mu’min [40]:71-72)
  • “Peganglah dia kemudian seretlah dia ketengah-tengah neraka. Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya seksaan (dari) air yang amat panas. Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.” (Ad-Dukhan [44]:47-49)
  • “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya kelehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta.” (Al-Haqqah [69]:30-32)
  • “Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian dari api neraka, disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala-kepala mereka. Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada di dalam perut mereka dan juga kulit-kulit mereka. Dan cambuk-cambuk dari besi. Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, maka mereka dikembalikan kedalamnya, (serta dikatakan kepada mereka): “Rasailah azab yang membakar ini.” (Al-Hajj[22]:19-22)

 

Allah SWT juga mengingatkan kepada manusia bahwa siksa neraka amatlah pedih.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Kami kelak akan Kami masukan ke dalam neraka Jahanam. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami mengganti kulit mereka dengan kulit yang baru supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS an-Nisa[4]:56)

 

Sadarilah wahai teman bahwa kita hidup di dunia ini hanya sementara, manfaatkan lah hidup ini dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya kehidupan akhirat adalah kehidupan yang kekal dan abadi. Apa yang kita sombongkan di muka bumi ini ?…. sesungguhnya hanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Iktikaf nya Muslimah


Dari Aisyah , ia menceritakan :

Rasulullah pernah beri’tikaf pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadhan, sampai saat beliau dipanggil oleh Allah(meninggal dunia).(Muttafaqun Alaih)

Wanita muslimah diperbolehkan beri’tikaf di masjid manapun,karena tidak ada kewajiban baginya untuk mengerjakan i’tikaf di masjid yang biasa digunakan untuk shalat berjamaah. Akan tetapi, tidak diperbolehkan beri’tikaf dirumah, demikian menurut Imam Asy-Syafi’i.

Diceritakan dari Abu Hanifah,bahwa ia tidak membenarkan i’tikaf wanita muslimah di masjid yang digunakan untuk shalat berjamaah. Karena Nabi tidak beri’tikaf di masjid ketika melihat kemah-kemah para istrinya berada didalam masjid, seraya berucap : Apakah kebaikan yang kalian kehendaki? Selain itu, juga karena masjid dirumahnnya merupakan tempat yang utama bagi shalatnya, sekaligus menjadi tempat i’tikafnya (para wanita, istri-istri beliau), dimana kedudukannya sama dengan masjid bagi orang laki-laki.”

Bagi wanita Muslimah yang beri’tikaf diperintahkan untuk tidak saling melihat antara satu dengan lainnya. Juga hendaknya kemah-kemah mereka itu tidak didirikan di tempat shalat laki-laki,sehingga tidak memotong barisan mereka dan mempersempit ruangannya.

Uhttps://senyumksikamu.wordpress.com/wp-admin/post-new.phpmat Islam Dilarang Bercerai-berai


Image

Dunia politik umat Islam di Indonesia tercerai-berai dalam beberapa partai politik, baik parpol berasaskan Islam maupun parpol berbasis massa umat Islam. Padahal dari proses hitung cepat pada pemilihan legislatif yang baru lalu, total perolehan parpol Islam tidak kurang dari 32%, sebuah angka yang dapat ditukar secara langsung dengan tiket pencalonan presiden yang mensyaratkan perolehan minimal 20% anggota legislatif pusat atau perolehan 25% pemilihan tingkat nasional bagi parpol yang akan mencalonkan presidennya sendiri tanpa koalisi.

Larangan Bercerai-berai

Sudah berulangkali umat Islam diseru untuk bersatu, baik pada level lokal, nasional, regional maupun internasional. Sesungguhnya seruan yang lebih tepat adalah “larangan untuk bercerai-berai”, bukan untuk bersatu, sebagaimana Allah Swt menyeru dalam Alquran:

Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. (QS. Ali Imran:105)

Disamping kita diseru oleh Allah Swt untuk tidak bercerai-berai ataupun berselisih, kita juga diseru-Nya untuk bersama-sama berpegang erat pada tali (agama) Allah:

Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran: 103)

Persatuan pada hakikatnya merupakan “hasil”, bukan “tujuan”, dari kesungguhan umat berpegang teguh pada agama Allah yaitu Alquran dan sunah Nabi Saw. Dengan berjamaah berpegang teguh pada Alquran dan As-sunah maka otomatis umat akan bersatu, kebalikannya dengan mengikuti jalan-jalan selain yang telah diajarkan Alquran dan As-Sunah maka otomatis umat akan bercerai berai:

 dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. An-Naml: 153)

Allah azza wa jalla yang dapat mempersatukan umat Islam, bukan kemauan semata umat itu sendiri:

dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Anfal: 63)

Nabi SAW mengajarkan agar umat Islam menjaga diri dari perselisihan satu sama lain dalam segala hal, bahkan termasuk dalam hal mendalami Al-Quran:

Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah mengabarkan kepada kami Abdushshamad telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepada kami Abu ‘Imran Al Jauni dari Jundab bin Abdullah bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Bacalah alquran, selama menjadikan hati kalian bersatu padu, namun jika kalian berselisih, tinggalkanlah.” Abu Abdullah berkata, Yazid bin harun berkata dari Harun Al Al’war telah menceritakan kepada kami Abu Imran dari Jundab dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Bukhari).

Kondisi yang ada dewasa ini betapa umat Islam mudah sekali berselisih, bercerai-berai, saling menghujat, saling pecat-memecat dalam berorganisasi, perang saudara dan sebagainya, untuk kepentingan yang sebagian besar urusan duniawi belaka. Sedangkan berselisih dalam mendalami Alquran saja dilarang oleh Nabi SAW apatah lagi berselisih dalam urusan lainnya.

Umat Bersatu tidak akan Terkalahkan

Sering kita dengar dalam pengajian atau berbagai pernyataan bahwa jika umat bersatu maka tidak akan terkalahkan. Sebetulnya kata-kata itu bukan semata kata-kata sloganistis, melainkan kata-kata yang mengandung kebenaran berdasarkan hadits Nabi SAW yang cukup panjang tapi saya ambil bagian yang langsung terkait saja:

Aku (Allah SWT) tidak akan menjadikan umatmu dikuasai oleh musuh dari luar mereka yang melucuti pelindung kepala mereka, meskipun mereka diserang dari berbagai penjuru, kecuali jika sesama umatmu saling menghancurkan dan saling menawan (HR. Muslim).

Untuk itu umat Islam perlu melakukan instrospeksi dengan siapa akan bersatu atau berkoalisi sebagaimana telah diperingatkan Nabi Saw:

Dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi Saw bersabda, “Agama seseorang itu cenderung mengikuti agama temannya, oleh karena itu setiap orang dari kalian hendaknya melihat (memperhatikan) siapa yang ia pergauli.” {Musnad abu Dawud (4833), Hasan. At-Tirmidzi (2497)}

Nabi Saw juga telah memperingatkan:

Dari Abu Hurairah ra (hadits ini sampai kepada Rasulullah Saw secara marfu’). Beliau bersabda, “Ruh-ruh itu laksana tentara yang bersenjata, mereka yang saling mengenal (cocok) akan bersatu, dan yang bertentangan akan bercerai berai (berselisih).” {Sunan Abu Dawud (4834), Shahih: Al Misykah (5003) edisi kedua, Adh-Dha’ifah (5527): Muslim, Bukhari dengan komentar dari hadits Aisyah RA.}

Ada sebuah ungkapan yang terkenal dewasa ini yaitu “the law of attraction”, yang artinya kurang lebih seseorang akan tertarik satu sama lain jika ada kesamaan pikiran. Ungkapan ini menyerupai dengan hadits terakhir di atas.

Lantas bagaimanakah agar kita bisa menjadi ruh-ruh yang saling cocok satu sama lain? Tidak ada jalan lain kecuali kita mengikuti perintah Allah Swt sebagaimana telah disebut di atas: “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai…”

Wallaahua’lam bisshawab.

[M. Luthfie Hakim, Wapemred Tabloid SI]

Sumber: http://www.suara-islam.com/read/index/10702/-Umat-Islam-Dilarang-Bercerai-Berai

Karakteristik Dakwah Nabi Muhammad SAW


Ketika kita telah melihat dan mengetahui bagaimana akhlak Nabi yang mulia tersebut, tentu kita sebagai umatnya ingin sekali seperti beliau, karena beliau adalah sebaik-baiknya panutan. Bahkan dalam perkara akhlak, beliau sangat menekankan kepada umatnya. Namun, bukan hanya dari segi akhlak saja yang kita harus tunduk dan patuh sebagaimana yang beliau lakukan, akan tetapi dari segi metode beliau dalam menyampaikan risalah Islam pun harus kita ikuti. Itu jika kita benar-benar ingin mengatakan bahwa beliau adalah suri tauladan kita dalam kehidupan kita, terlebih lagi dalam hal berdakwah sebagai wujud untuk menyampaikan atau melanjutkan risalah Islam sebagai solusi atas segala permasalah yang menimpa dunia karena Islam adalah solusi, Islam al huwal hal.

Siapa saja yang mau sungguh membaca dan mengkaji sirah nabawiyah, tentu akan sangat mudah melihat bagaimana metode dakwah Rasulullah sejak melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama 3 tahun di Makkah, kemudian dakwah secara terang-terangan selama 10 tahun di Makkah, hingga ketika berhasil mendirikan Daulah Islam di Madinah al Munawarah dalam fase dakwah selama 10 tahun yakni dakwah beliau memilki karakter khas yaitu dakwah Pemikiran, Politik dan Anti Terhadap Kekerasan.

1.    Dakwah Pemikiran

Sejak diangkat menjadi Nabi sekaligus sebagai Rasul yang di utus oleh Allah swt, Nabi Muhammad saw telah mendakwahkan pemikiran kepada warga kota Makkah. Beliau menanamkan kalimat tauhid Lâ ilâha illallâh kepada masyarakat kafir quraysi, agar masyarakat kala itu tidak lagi menyembah patung-patung berhala yang mereka buat sendiri kemudian mereka sembah. Rasulullah berusaha merubah mindset atau pola fikir mereka dengan kalimat tauhid tersebut.

Begitu pula, pemikiran Islam yang ditanamkan Rasul tentang kehidupan setelah dunia telah mengubah persepsi tentang kebahagiaan pada diri umat, dari sekedar pemenuhan syahwat dengan segala kenikmatan dunia beralih kepada mencari ridha Allah Swt. Nampaklah kaum muslim binaan Nabi tidak takut akan kematian, dan berharap syahid di jalan Allah SWT.

Selain itu, banyak sekali nash-nash Al Quran maupun perbuatan Nabi yang menunjukkan adanya pergolakan pemikiran (shirâ’ul fikriy) untuk menentang ideologi, peraturan dan ide kufur. Juga, beliau menentang akidah yang rusak, ide-ide yang keliru dan pemahaman yang rancu. Beliau melakukannya dengan cara menjelaskan kepalsuan, kesalahan dan pertentangannya dengan Islam untuk memurnikan dan menyelamatkan masyarakat dari ide-ide tersebut, serta dari pengaruh dan dampak buruknya.

2.    Dakwah Politik

Ada sebagian umat Islam yang memisahkan politik dari Islam. Bahkan ada yang beranggapan bahwa politik tidak boleh dibicarakan dimasjid-masjid, karena politik itu adalah najis dan kotor. Mungkin saja itu karena ketidakfahaman akan hakikat dari politik itu sendiri, karena mungkin saja mereka-mereka yang mengatakan demikian karena melihat kehidupan berpolitik di negari ini yang memang tidak berpoliti secara Islam, akibat dari system kehidupan demokrasi yang memang jauh dari nilai-nilai keislaman. Oleh karena itu merupakan tugas kita dalam menjelaskan dan memahamkan kepada mereka apa itu politik di dalam Islam dan tentunya dengan merujuk kepada dalil berupa aktivitas Rasulullah dalam berpolitik.

Secara umum, politik adalah memelihara urusan umat (As siyâsah hiya ri’âyatu syu`ûnil ummah). Sedangkan politik Islam berarti memelihara dan mengatur urusan masyarakat dengan hukum-hukum Islam dan dipecahkan sesuai dengan syariat Islam. Sirah Rasul saw dan banyak ayat Al Quran menunjukkan bahwa aktivitas dakwah beliau merupakan aktivitas yang bersifat politik. Beliau dalam segenap aktivitasnya senantiasa memperhatikan dan memelihara urusan masyarakat agar sesuai dengan hukum-hukum syara yang diturunkan Allah Swt. Diantara aktivitas politik yang beliau dan sahabatnya lakukan adalah:

a.  Mendidik masyarakat dengan tsaqofah Islam supaya mereka dapat menyatu dengan Islam, agar mereka terbebas dari akidah yang rusak, pemikiran yang salah, dan dari pemahaman yang keliru serta pengaruh ide-ide dan pandangan kufur.

b.  Pergolakan pemikiran yang nampak dalam penentangannya terhadap pemikiran dan sistem kufur, pemikiran yang keliru, akidah yang rusak, dan pemahaman yang sesat dengan cara menjelaskan kerusakannya, menunjukkan kekeliruannya serta menjelaskan hukum Islam dalam masalah tersebut.

c.   Penentangan terhadap penguasa yang menerapkan hukum kufur dan membongkar makar mereka.

Berdasarkan hal ini, dalam konteks kekinian, aktivitas politik yang dilakukan dalam upaya penerapan syariat Islam adalah perjuangan dan berinteraksi dalam lapangan politik untuk membongkar rencana jahat negara-negara besar yang memiliki pengaruh dan dominasi di negeri-negeri muslim untuk membebaskan umat dari belenggu penjajahan dan dominasinya serta mencabut akar-akarnya baik di bidang pemikiran, kebudayaan, politik, maupun militer sekaligus mencabut perundangan mereka dari negeri-negeri kaum muslim. Juga, melakukan koreksi terhadap penguasa dengan mengungkap pengkhianatan mereka terhadap umat dan persekongkolan mereka dengan negara-negara kafir, melancarkan kritik dan kontrol kepada mereka.

 3.    Dakwah Tanpa Kekerasan

Kalau kita berbicara tentang dakwah dari segi pelaku dakwah, maka kita bisa bagi menjadi 3 bagian, yakni dakwah secara individu, dakwah secara kelompok dan dakwah oleh Negara / Daulah. Pembagian ini sangat penting dilakukan agar kita bisa melihat secara proporsional tentang kewajiban dari masing-masing pelaku dakwah tersebut.

  1.      Dakwah Individu

Aktivitas dakwah secara individu adalah secara fisik dan non fisik. Artinya, selain melakukan dakwah untuk merubah pola fikir seseorang yang dalam hal ini adalah merupakan aktivitas non fisik, maka seseorang dalam hal tertentu diperbolehkan untuk melakukan dakwah secara fisik.

  1.      Dakwah secara Berjama’ah/Kelompok

Aktivitas dakwah secara berjama’ah atau kelompok adalah hanya dibatasi dari dakwah secara non fisik saja atau hanya dalam hal pemikiran. Tidak diperbolehkan sebuah keompok dakwah menggunakan kekerasan dalam melakukan aktivitas dakwahnya.

  1.      Dakwah oleh Negara

Aktivitas Dakwah Oleh Negara adalah aktivitas dakwah non fisik dan sekaligus fisik, sebagaimana aktivitas dakwah secara individu. Dakwah yang dilakukan oleh negara berkisar pada tugas menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia dengan jihad dan dakwah, serta tugas melindungi ‘aqidah umat. Selain itu, negara juga bertugas menegakkan peradilan di tengah-tengah masyarakat, dan menghukum siapa saja yang melakukan tindak maksiat dan dosa. Negara juga berkewajiban melakukan tindakan-tindakan preventif yang ditujukan untuk menangkal dan mencegah terjadinya tindak maksiat dan dosa.

Strategi dakwah Nabi dilakuakan dengan dua tahap, yang pertama sembunyi-sembunyi. dari strategi ini bila dikaitkan pembelajaran SKI di madrasah bahwa penerapan strategi yang demikian mengandung pengertian bahwa mengajarkan SKI haruslah memakai pendekatan yang mengarah pada pembentukan karakter siswa yang mencerminkan nilai-nilai dari strategi ini.

Beberapa cara kita untuk meneladani dakwah Rasulullah SAW adalah :

1.     Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, serta hal yang paling penting adalah mengaplikasikan dengan akhlak yang mulia.

2.     Rasulullah SAW memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat. Hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya, yakni dengan sebutan ‘Sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam diterapkan kesetaraan dengan begitu jelas.

3.    Rasulullah SAW. selalu bersama sahabat-sahabatnya yang baik, dalam keadaan suka maupun duka. Dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat.

4.    Rasulullah dan para sahabat sangat tabah dan teguh dalam berdakwah, meskipum menghadapi cercaan dan siksaan yang luar biasa dari kaum Quraisy.

5.     Dalam mendukung dakwah Rasulullah SAW., para sahabat mengorbankan tenaga, harta, jiwa, dan raga dengan sepenuh hati.

 

Sumber  : http://maryaulfah.blog.com/2013/02/10/karakteristik-dakwah-nabi-muhammad-saw/